ARTIKEL FILOSOFI BUNGA MAWAR



          




Bunga mawar

                Alhamdulilah, saya teringat kata-kata yang tertulis di depan pintu kamar saya dirumah, tulisan itu bertuliskan “buku adalah jendela dunia dan kuncinya adalah membaca”. Kata-kata ini ditempelkan my father untuk memotifasi saya agar rajin membaca kerena dengan membaca saya bias melihat seluruh dunia kata papa nomor 1 didunia. Saya mau ceritakan sedikit salah satu buku yang pernah saya baca dan isi dalam buku tersebut berceritakan bunga mawar, saya akan menceritakan sedikit isi yang buat saya ceritanya begitu indah dan bernada dakwah. Jadi begini isi cerita tentang bunga mawar.
Suatu ketika ada seorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu dibelakang rumahnya. Pupuk dan skop kecil telah disiapkan. Bergegas disiapkan pula pot kecil tanpa mawar itu akan tumbuh, berkembang. Dipilah pot yang terbaik, dan diletakan pot itu di sudut yang cukup mendapatkan sinar matahari . ia berharap bibit ini tumbuh dengan sempurna
Disiraminya Bungan mawar itu setiap hari dengan tekun dirawanyat pohon itu, tak lupa pula, jika ada rumput yang mengganggu, segera disianginya agar terhindar dari makanan. Brapa waktu kemudian mulailah tumbuh kucup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walaupun warnanya belum terlihat sampurna, pemuda inipun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati, ia tampak heran tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya, ia menyesalkan, megapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunganya yang indah ini. Tentu duri-duri itu akan mengganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati mengapa dari Bungan yang indah ini, tumbuh banyak skali duri yang tajam ? tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawat nanti. Setiap kali kurapinkan, selalu saja tanganku terluka, pasti ada bagian dari kulitku tergores. Ah, pekerjaan ini hanya membuatku sakit aku tidak akan membuat tanganku berdara karena duri-duri pengganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda ini tanpak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya, ia mulai tak peduli, mawar itu tak pernah disirami lagi, tiap pagi dan petang dibiarkan saja rumput-rumput yang mengganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dulu mulai merekah, kini tampak merona ayu, daun-daun yang tumbuh disetiap tangkaipun mulai jatuh satu per satu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itupun berenggas dan layu.
Jika manusia adalah, seperti kisah diatas, di dalam setiap jiwa, selalu ada mawar yang tertanam. Tuhan menitipkan kita untuk dirawat. Layaknya tanam-tanam berbunga, sesungguhnya didalam jiwa kita ada juga tunas mawar dan duri yang akan merekah. Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat duri yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat dari sisi buruk dari kita yang akan berkembang, kita sering menolak keberadaan kita sendiri, kita sering kecewa dangan diri kita, dan tak mau menerimanya. Kita berfikir hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita,kita menolak untuk menyirami hal-hal baik yang sebenarnya tealah ada. Akhirnya kita kembali kecewa kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 USUL DAKWAH

4 PIKIR NABI

KEHIDUPAN DAN TAMSILAN RAJA